Psikologi Pendidikan 11140182000004

02.03 0 Comments





PSIKOLOGI PENDIDIKAN
 oleh
Nama :        Jhonli Aji Kasio
 NIM   :       11140182000004

Jurusan Manajemen Pendidikan
Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan
Universitas Islam Negeri  Syarif  Hidayatullah Jakarta
2015

Definisi psikologi pendidikan menurut  Eliot dkk (1996), psikologi pendidikan merupakan aplikasi psikologi yang mempelajari, perkembangan, motivasi, pembelajaran, dan isu-isu lain yang berkaitan yang timbul dalam setting pendidikan.
Di dalam pendapat yang di kemukakan oleh Eliot dkk itu bisa di uraikan lagi apa mengapa kita harus mempelajari tentang perkembangan dalam dunia pendidikan karena di dalam dunia pendidikan, perangkat utamanya adalah kurikulum, dan di dalam kurikulum itu terdapat asas-asas dalam pengembangan kurikulum, salah satu asasnya yaitu asas kontinuitas , penjelasan  dari asas kontinuitas itu intinya, kurikulum harus di susun berkesinambungan dan berurutan berdasarkan tingkatan-tingkatan tertentu, dengan mempelajari perkembangan kita dapat mengetahui tentang isi apakah yang sesuai dengan tahapan perkembangan anak. Jhon W. Santrock (2001)  mengatakan pendidikan harus sesuai dengan perkembangan. artinya pengajaran untuk anak-anak harus dilakukan pada tingkat yang tidak terlalu sulit dan tidak terlalu menegangkan atau terlalu mudah atau menjenuhkan.[1]

Manfaat dari belajar psikologi pendidikan selain untuk mengajar. Selain untuk mengajara psikologi pendidikan juga bermanfaat dalam hal:
1.      Membangun pemahaman yang benar terhadap prilaku yang benar jika kita bermasyarakat.
2.      Menambah wawasan tentang bagaimana berhadapan dengan orang lain dengan melihat sisi psikologisnya.
3.      Memberikan pemahaman bagaimana mendidik anak yang baik.
4.      Membuat satu produk dengan mempertimbangkan kecocokannya dengan perkembangan dan pertumbuhan seorang manusia.


Metode yang memudahkan saya dalam mempelajari Psikologi Pendidikan.
Metode yang memudahkan saya dalam mempelajari psikologi pendidikan adalah metode Jigsaw, karena dalam metode ini semua mahasiswa si tuntut untuk berpikir dan mengajarakn kembali apa yang telah di di pelajar,

a. Karakteristik Metode Jigsaw
Metode Jigsaw dikembangkan dan diuji oleh Elliot Aronson dan rekan-rekan sejawatnya (Arends, 2008: 13). Dalam metode Jigsaw para siswa dari suatu kelas dikelompokkan menjadi beberapa tim belajar yang beranggotakan 5 atau 6 orang secara heterogen. Guru memberikan bahan ajar dalam bentuk teks kepada setiap kelompok dan setiap siswa dalam satu kelompok bertanggung jawab untuk mempelajari satu porsi materinya. Para anggota dari tim-tim yang berbeda tetapi membahas topik yang sama bertemu untuk belajar dan saling membantu dalam mempelajari topic tersebut. Kelompok semacam ini dalam metode Jigsaw disebut kelompok ahli (expert group).
b. Sintaks metode Jigsaw
Pelaksanaan metode Jigsaw terdiri dari 6 langkah kegiatan (Trianto, 2007: 56-57) sebagai berikut.
Fase ke-1: Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok belajar. Setiap kelompok beranggotakan 5 – 6 orang siswa.
Fase ke-2: Guru memberikan materi ajar dalam bentuk teks yang telah terbagi menjadi beberapa sub materi untuk dipelajari secara khusus oleh setiap anggota kelompok.
Fase ke-3: Semua kelompok mempelajari materi ajar yang telah diberikan oleh guru.
Fase ke-4: Kelompok ahli bertemu dan membahas topik materi yang menjadi tanggung jawabnya.
Fase ke-5 : Anggota kelompok ahli kembali ke kelompok asal masing-masing (home teams) untuk membantu kelompoknya.
Fase ke-6: Guru mengevaluasi hasil belajar siswa secara individual.

Tapi dalam praktik langsung yang saya alami saya belum bisa memastikan apakah metode yang di gunakan dosen dalam mempelajari psikologi pendidikan , akan tetapi metode yang paling saya kuasai andalah metode pengajaran dengan menggunakan kertas berukuran besar, sehingga di kelas itu pembelajaran menjadi kooperatif dan menyenangkan karena pembelajaran ini akan membuat kita lupa terhadap waktu dan juga pembelajran ini menjadikan kita lebih akrab dengan mahasiswa lainnya.

Yang paling menyenangkan dalam mempelajari pertumbuhan dan perkembangan.yang paling menyenangkan  pertama Ketika kita mengetahui bagaimana manusia berkembangan berdasarkan tugas-tugas perkembangannya, kita bisa menambah keyakinan kita bahwa Allah maha pencipta paling baik. kedua saat kita menemukan hal hal yang baru terkait dengan bagaimana manusia berkembang dengan cara membandingkan antar perkembangan manusia dalam perspektif psikologi dan perkembangan dalam perspektif islam

Teori belajar.
       Teori belajar Gestalt (Gestalt Theory) ini lahir di Jerman tahun 1912 dipelopori dan dikembangkan oleh Max Wertheimer (1880 – 1943) yang meneliti tentang pengamatan dan problem solving, dari pengamatannya ia menyesalkan penggunaan metode menghafal di sekolah, dan menghendaki agar murid belajar dengan pengertian bukan hafalan akademis. Sumbangannya ini diikuti tokoh-tokoh lainnya, seperti Wolfgang Kohler (1887 – 1959) yang meneliti tentang “insight” pada simpanse yaitu mengenai mentalitas simpanse (ape) di pulau Canary. Kurt Koffka (1886 – 1941) yang menguraikan secara terperinci tentang hukum-hukum pengamatan, dan Kurt Lewin (1892 – 1947) yang mengembangkan suatu teori belajar (cognitif field) dengan menaruh perhatian kepada kepribadian dan psikologi sosial. Penelitian – penelitian mereka menumbuhkan psikologi Gestalt yang menekankan bahasan pada masalah konfigurasi, struktur, dan pemetaan dalam pengalaman.
       Suatu konsep yang penting dalam psikologi Gestalt adalah tentang “insight” yaitu pengamatan dan pemahaman mendadak terhadap hubungan-hubungan antar bagian-bagian dalam suatu situasi permasalahan. Dalam pelaksanaan pembelajaran dengan teori Gestalt, guru tidak memberikan potongan-potongan atau bagian-bagian bahan ajaran, tetapi selalu satu kesatuan yang utuh. Guru memberikan suatu kesatuan situasi atau bahan yang mengandung persoalan-persoalan, dimana anak harus berusaha menemukan hubungan antar bagian, memperoleh insight agar ia dapat memahamii keseluruhan situasi atau bahan ajaran tersebut. “insight” itu sering dihubungkan dengan pernyataan spontan seperti “aha” atau “oh, see now”.

Menurut teori Gestalt ini pengamatan manusia pada awalnya bersifat global terhadap objek-objek yang dilihat, karena itu belajar harus dimulai dari keseluruhan, baru kemudian berproses kepada bagian-bagian. Pengamatan artinya proses menerima, menafsirkan, dan memberi arti rangsangan yang masuk melalui indera-indera seperti mata dan telinga.
Hukum pengamatan menurut teori Gestalt meliputi :
1.      Hukum Keterdekatan, artinya yang terdekat merupakan Gestalt.
2.      Hukum Ketertutupan, artinya yang tertutup merupakan Gestalt.
3.      Hukum Kesamaan, artinya yang sama merupakan Gestalt.
       Suatu hukum yang terkenal dari teori Gestalt yaitu hukum Pragnanz, yang kurang lebih berarti teratur, seimbang, simetri, dan harmonis. Untuk menemukan Pragnanz diperlukan adanya pemahaman atau insight, menurut menurut saya berdasarkan pendapat yang di kemukakan oleh Ernest hilgard ada enam ciri dari belajar pemahamn ini yaitu :
1.      Pemahaman dipengaruhi oleh kemampuan dasar.
2.      Pemahaman dipengaruhi oleh pengalaman belajar yang lalu yang relevan.
3.      Pemahaman tergantung kepada pengaturan situasi, sebab insight itu hanya mungkin terjadi apabila situasi belajar itu diatur sedemikian rupa sehingga segala aspek yang perlu dapat diamati.
4.      Pemahaman didahului oleh usaha coba-coba, sebab insight bukanlah hal yang dapat jatuh dari langit dengan sendirinya, melainkan adalah hal yang harus dicari.
5.      Belajar dengan pemahaman dapat diulangi, jika sesuatu problem yang telah dipecahkan dengan insight lain kali diberikan lagi kepada pelajar yang bersangkutan, maka dia dengan langsung dapat memecahkan problem itu lagi.
6.      Suatu pemahaman dapat diaplikasikan atau dipergunakan bagi pemahaman situasi lain.

Definisi Intelegensi,intelegensi yang paling dominan dalam diri saya, dan cara mengembangkannya.


David Wechsler, intelegensi adalah kemampuan untuk bertindak secara terarah, berpikir secara rasional, dan menghadapi lingkungannya secara efektif. Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa intelegensi adalah suatu kemampuan mental yang melibatkan proses berpikir secara rasional. Oleh karena itu, intelegensi tidak dapat diamati secara langsung, melainkan harus disimpulkan dari berbagai tindakan nyata yang merupakan manifestasi dari proses berpikir rasional itu. 

Lewis Madison Terman pada tahun 1916 mendefinisikan inteligensi sebagai kemampuan seseorang untuk berpikir secara abstrak.

H. H. Goddard pada tahun 1946 mendefinisikan inteligensi sebagai tingkat kemampuan pengalaman seseorang untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi dan untuk mengantisipasi masalah-masalah yang akan datang.

V.A.C. Henmon mengatakan bahwa inteligensi terdiri atas dua faktor, yaitu kemampuan untuk memperoleh pengetahuan dan pengetahuan yang telah diperoleh.


Edward Lee Thorndike (1874-1949) pada tahun 1913 mendefinisikan inteligensi sebagai kemampuan dalam memberikan respon yang baik dari pandangan kebenaran atau fakta.

George D. Stoddard pada tahun 1941 mendefinisikan inteligensi sebagai kemampuan untuk memahami masalah-masalah yang bercirikan mengandung kesukaran, kompleks, abstrak, ekonomis, diarahkan pada suatu tujuan, mempunyai nilai sosial, dan berasal dari sumbernya.

Walters dan Gardber pada tahun 1986 mendefinisikan inteligensi sebagai suatu kemampuan atau serangkaian kemampuan-kemampuan yang memungkinkan individu memecahkan masalah, atau produk sebagai konsekuensi eksistensi suatu budaya tertentu.

Flynn pada tahun 1987mendefinisikan inteligensisebagai kemampuan untuk berpikir secara abstrak dan kesiapan untuk belajaradari pengalaman.
Kecerdasan yang dominan saya miliki adalah kecerdasan interpersonal, cara mengembangkannya trik melatih tujuh kecerdasan Lain yang saya miliki, ialah :
Untuk Mengembangkan kecerdasan verbal, Tentu saja cara paling jitu agar memiliki keunggulan dalam kecerdasan interpersonal untuk mengembangkan kecerdasan bahasa adalah bergaul dan menjalin relasi dengan banyak orang. saya juga bisa melatih dan mengasah bahasa asing dengan praktik langsung bersama keluarga, teman-teman, rekan, dan relasi atau bergabung dengan klub-klub bahasa asing. Untuk mengembangkan kecerdasan bahasa tulisan, saya bisa membuat thread atau tulisan tentang berbagai opini atau artikel di situs jejaring sosial atau blog pribadi.
Untuk melatih kemampuan dalam berkomunikasi secara nonverbal atau memperbaiki bahasa tubuh dalam bergaul, maka saya bisa membaca tentang bagaimana komunikasi nonverbal efektif dan menggunakan aktivitas-aktivitas yang dilakukan bersama-sama dengan rekan-rekan sebagai sarana untuk mempraktikkan apa yang dipelajari di buku.
Untuk Mengembangkan kecerdasan musikal, Coba putar musik dan dengar musik bersama teman-teman. Diskusi kecil yang berarwal dari komentar diri sendiri atau orang lain akan membantu kita meningkatkan pengetahuan musik. Coba ikut bergabung dalam kepanitiaaan acara pensi di sekolah. Dari sini, saya bisa menambah wawasan musik lewat interaksi dengan orang lain.
Untuk Mengembangkan kecerdasan logika (matematis)
Karena orang yang memiliki kecerdasan interpersonal lebih cenderung bisa berpikir apabila berada di tengah-tengah orang banyak, maka saya bisa melatih kecerdasan logika dengan melakukan brainstorming dengan relasi atau melakukan berbagai aktivitas bersama yang menyenangkan sekaligus melatih daya pikir seperti outbond. saya juga bisa bergabung dengan organisasi kemasyarakatan di tengah-tengah kesibukan untuk memecahkan berbagai macam masalah dan kendala yang ada di sekitar masyarakat, sehingga pikiran dan otak pun terasah untuk hal-hal di luar rutinitas.
Untuk Mengembangkan kecerdasan spasial (gambar)
Saat ini, banyak sekali klub hobi yang berkaitan dengan seni atau yang bisa mengembangkan kecerdasan gambar yang saya miliki. Tidak mesti saya menjadi yang paling berbakat, bukan? Hal terpenting saya bisa mengasah kecerdasan gambar sekaligus bisa menjalin relasi dengan banyak orang.
Untuk Mengembangkan kecerdasan kinestetik (tubuh)
Menyenangkan bukan melatih kecerdasan tubuh dengan mengikuti klub-klub olahraga seperti aerobic, fitness, dan melepaskan ketegangan dengan bermain futsal atau basket bersama dengan relasi saya. Pada dasarnya, saya memang lebih menikmati melatih tubuh dengan olahraga atau aktivitas yang memang membutuhkan keterlibatan banyak orang,
Untuk Mengembangkan kecerdasan inetrapersonal
Buat daftar keunggulan saya dalam bergaul dengan orang lain dan kelemahannya. Mintalah masukan dari orang-orang yang di percaya tentang mimpi dan cita-cita saya. Dengan list ini, saya bisa merumuskan hal-hal apa saja yang perlu dikembangkan dari diri dan apa saja yang dibutuhkan bagi diri sendiri agar bisa meraih kesuksesan juga keberhasilan sesuai dengan impian.
Untuk Mengembangkan kecerdasan natural
Bergabung dengan organisasi kemanuaisaan atau organisasi yang memiliki kepedulian tinggi terhadap lingkungan dan carilah waktu di sela-sela rutinitas untuk bisa terlibat dalam kegiatan yang berhubungan dengan lingkungan. saya juga bisa mengajak rekan-rekan pergi ke tempat-tempat seperti pantai, gunung, tempat wisata, cagar alam, dan lain sebagainya untuk bisa menikmati ataupun mengasah kemampuan saya dalam mengembangkan nature smart yang dimiliki.

Motivasi eksternal dan internal dalam mempelajari jurusan Manajemen Pendidikan. Motivasi eksternal:
Motivasi eksternal mempelajari manajemen pendidikan, dengan mempelajari manajemen pendidikan saya ingin menjadikan pendidikan di Indonesia menjadi lebih berkualitas sehingga Indonesia bisa menjadi negara yang besar. karena pendidikan dalam bahasa Arab:
التأديب -  Ø§Ù„تعليم- التربية
Istilah    -   التربية  -  berasal dari kata – rabb - memiliki banyak arti , namun pengertian dasarnya menunjukkan makna : tumbuh,berkembang, memelihara,merawat ,mengatur dan menjaga kelestarian atau eksistensinya.
Kata “rabb” sebagaimana yang terkandung di dalam S.Al-Fatihah ayat 2.,memiliki kandungan makna yang berkonotasi sama dengan  istilah   Ø§Ù„تربية “ ,karena kata “rabb”  (Tuhan) dan “murabbi” (pendidik ) berasal dari akar kata yang sama. Berdasarkan hal ini,maka Allah adalah Pendidik  Yang Maha Agung seluruh alam semesta.
Secara filosofis mengisyaratkan bahwa pendidikan Islam, bersumber pada pendidikan yang diberikan Allah sebagai “pendidik” seluruh ciptaanNya termasuk manusia.

Dalam konteks yang luas pengertian pendidikan Islam,yang terkandung dalam terminologi “at-tarbiyyah”terdapat empat unsur :
1.      memelihara dan menjaga fitrah anak didik sampai     dewasa;
2.      mengembangkan seluruh potensi  menuju      kesempurnaan ;
3.      mengarahkan seluruh fitrah menuju kesempurnaan;
4.      melaksanakan pendidikan secara bertahap.
Dan juga “Education is the most powerful weapon which you can use to change the world.”  Nelson Mandela.
Saat ini Indonesia menjadi negara yang tidak bermoral, karena banyak orang Indonesia yang mengesampingkan juga banyak masyarakat Indonesia tidak bisa mendapatkan pendidikan dengan berkualitas dan terjangkau.
Motivasi internal: motivasi internal saya adalah karena dengan pendidikan saya bisa mendapatkan dunia dan akhirat dengan pendidikan(saya ) saya bisa menjadi orang yang berguna,mapan dan berakhlak.

Teori belajar yang saya sukai dan yang cocok dengan jurusan Manajemen Pendidikan. Dalam pembelajaran di jurusan manajemen teori belajar yang paling cocok adalah teori belajar kognitifisme
Menurut Wundt kognitif adalah suatu proses aktif dan kreatif yang bertujian membangun struktur melalui pengalaman-pengalaman. Wundt percaya bahwa pikiran adalah hasil kreasi para siswa yang aktif dan kreatif yang kemudian disimpan di dalam memori (Divesta, 1987).
Teori belajar kognitif menekankan bahwa perilaku seseorang ditentukan oleh persepsi serta pemahamannya tentang situasi yang berhubungan dengan tujuan belajarnya. Hal ini sesuai dengan jurusan manajemen pendidikan karena dalam mata kuliah yang yang di sajikan mata kuliahnya dalam teori yang akan di kemukakan harus sesuai dengan perkembangan yang ada saat ini. Manajemen pendidikan inti dari pembahasannya memfokuskan pada kepemimpinan, SDM dan Organisasi   Teori ini lebih mementingkan proses belajar dari pada hasil belajar. Model belajar kognitif merupakan suatu bentuk teori belajar yang sering disebut sebagai model perceptual. Belajar merupakan perubahan persepsi dan pemahaman yang tidak selalu dapat terlihat sebagai tingkah laku yang tampak[2]. Teori ini berpandangan bahwa belajar merupakan suatu proses internal yang mencakup ingatan, retensi, pengolahan informasi, emosi dan aspek kejiwaan lainnya. belajar merupakan aktifitas yang melibatkan proses berpikiryang sangat kompleks (Budiningsih, 2005 : 34).
Menurut pendekatan kognitif, dalam kaitan teori pemrosesan informasi, unsur terpenting dalam proses belajar adalah pengetahuan yang dimiliki setiap individu sesuai dengan situasi belajarnya. Apa yang telah diketahui siswa akan menentukan apa yang akan diperhatikannya, dipersepsi olehnya, dipelajari, diingat atau bahkan dilupakan. Perspktif kognitif membagi jenis pengetahuan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut.[3]
  1. Pengetahuan deklaratif, yaitu pengetahuan yang dapat dinyatakan dalam bentuk kata atau disebut pula pengetahuan yang konseptual. Pengetahuan yang deklaratif rentangnya luas, dapat tentang fakta, konsep, generalisasi, pengalaman pribadi atau tentang hukum dan aturan.
  2. Pegetahuan procedural, yaitu pengetahuan tentang tahap-tahap atau proses-proses yang harus dilakukan, atau pengetahuan tentang bagaimana melakukan (how to do). Pengetahuan ini dicirikan oleh adanya praktik atau implementasi dari suatu konsep.
  3. Pengetahuan kondisional, yaitu pengetahuan tentang kapan dan mengapa  (when and why) suatu pengetahuan deklaratif dan pengetahuan procedural digunakan. Pengetahuan ini terkait dengan bagaimana mengimplementasikan baik pengetahuan deklaratif, maupun procedural. Pengetahuan ini amat penting karena menentukan kapan penggunaan konsep dan prosedur yang tepat dalam pemecahan masalah.
Dalam konteks kognivisme yang dianggap pengembanagan teori pemrosesan informasi yang justru Robert M. Gagne, yang kemudian dikembangkan oleh Geoerge Miller.[4] Menurut  Gangne, dalam pembelajaran terjadi proses peerimaan informasi yang selanjutnya diolah sehingga menghasilkan keluaran berupa hasil belajar.
Dalam pengolahan informasi terjadi interaksi antara kondisi-kondisi internal dengan kondisi eksternal individu. Kondisi internal adalah kondisi dalam diri individu yang diperlukan untuk mencapai hasil pembelajaran yang optimal serta proses kognitif yang terjadi dalam diri individu. Sedangkan kondisi eksternal adalah rangsanag  dari luar yang mempengaruhi individu dalam proses pembelajaran.[5]
Model pengolahan informasi merupakan model dalam teori belajar yang menjelaskan kerja motorik manusia yang meliputi Tiga macam system penyimpanan ingatan, yaitu :
  1. Memori sensori, suatu sistem mengingat stimuli secara cepat.
  2. Memori kerja, yaitu memori jangka pendek.
  3. Memori jangka panjang. Berfungsi menyimpan informasi yang sangat besar dalam waktu yang lama.

Ciri-ciri guru yang beraliran Behavioristik. Dalam pengajaran yang mereka lakukan akan terlihat ciri-cirinya,seperti:
  1. Siswa dianggap sebagai objek pasif yang selalu membutuhkan motivasi dan penguatan dari pendidik.
  2. Pendidik mengembangkan kurikulum yang terstruktur dengan menggunakan standar-standar tertentu dalam proses pembelajaran yang harus dicapai oleh para siswa.
  3. Proses evaluasi belajar siswa diukur hanya pada hal-hal yang nyata dan dapat diamati sehingga hal-hal yang bersifat tidak teramati kurang dijangkau dalam proses evaluasi.
  4. Kegiatan pembelajaran tergantung dari beberapa hal seperti: tujuan pembelajaran, sifat materi pelajaran, karakteristik siswa, media dan fasilitas pembelajaran yang tersedia.
  5. proses pembelajaran dirasakan kurang memberikan ruang gerak yang bebas bagi siwanya untuk berkreasi, bereksperimentasi dan mengembangkan kemampuannya sendiri.
  6. Siwa harus dihadapkan pada aturan-aturan yang jelas dan ditetapkan terlebih dulu secara ketat.
  7. Dalam pembelajaran guru Mementingkan pengaruh lingkungan (environmentalistis).
  8.  Dalam pembelajaran guru Mementingkan bagian-bagian (elentaristis).
  9. Dalam pembelajaran guru Mementingkan peranan reaksi (respon).
  10. Dalam pembelajaran guru Mementingkan mekanisme terbentuknya hasil belajar.
  11. Dalam pembelajaran guru Mementingkan hubungan sebab akibat pada waktu yang lalu.
  12. Dalam pembelajaran guru Mementingkan pembentukan kebiasaan. 
  13. Ciri khusus dalam pemecahan masalah dengan “mencoba dan gagal’ atau trial and error.
  14. Siswa adalah objek yang berperilaku sesuai dengan aturan, sehingga kontrol belajar harus dipegang oleh sistem yang berada di luar diri siswa.  
 
Ciri-ciri guru yang beraliran Humanisme. Dalam pengajaran yang mereka lakukan akan terlihat ciri-cirinya,seperti:

  1. Belajar dianggap berhasil jika siswa memahami lingkungannya dan dirinya sendiri.
  2. Siswa dalam proses belajarnya harus berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya.
  3. Guru berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya (siswa), bukan dari sudut pandang pengamatnya (guru itu sendiri).
  4. Tujuan utama para guru adalah membantu siswa untuk mengembangkan dirinya sendiri.
  5. Guru memandang belajar sebagai sebuah proses yang terjadi dalam individu yang meliputi bagian/domain yang ada yaitu dapat meliputi domain kognitif, afektif, dan psikomotorik.
  6.   Metode pembelajaran humanistik mengarah pada upaya untuk mengasah nilai-nilai kemanusiaan siswa
  7.   Guru beerperan sebagia fasilitator.
  8.   Dalam pembelajaran guru menekankan pentingnya isi dari proses belajar bersifat eklektik.
  9.  Suasana pembelajaran yang saling menghargai, adanya kebebasan berpendapat, kebebasan mengungkapkan gagasan.







[1] Jhon W. Santrock. 2001. Psikologi pendidikan. Dallas-AS: University of Texas at Dallas edisi ke-2
[2] Suyono, Haryanto, 2011, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Remaja Rosdakarya, hal 75
[3] Suyono, Haryanto, loc.cit., h. 75
[4] Suyono, Haryanto, 2011, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Remaja Rosdakarya, h. 77
[5] Suyono, Haryanto, loc.cit., h. 77

0 komentar: