Psikologi Pendidikan 11140182000004
PSIKOLOGI PENDIDIKAN
oleh
Nama : Jhonli Aji Kasio
NIM : 11140182000004
Jurusan
Manajemen Pendidikan
Fakultas
Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan
Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
2015
Definisi psikologi pendidikan
menurut Eliot dkk (1996), psikologi pendidikan merupakan
aplikasi psikologi yang mempelajari, perkembangan, motivasi, pembelajaran, dan
isu-isu lain yang berkaitan yang timbul dalam setting pendidikan.
Di dalam pendapat yang di
kemukakan oleh Eliot dkk itu bisa di uraikan lagi apa mengapa kita harus
mempelajari tentang perkembangan dalam dunia pendidikan karena di dalam dunia
pendidikan, perangkat utamanya adalah kurikulum, dan di dalam kurikulum itu
terdapat asas-asas dalam pengembangan kurikulum, salah satu asasnya yaitu asas
kontinuitas , penjelasan dari asas
kontinuitas itu intinya, kurikulum harus di susun berkesinambungan dan
berurutan berdasarkan tingkatan-tingkatan tertentu, dengan mempelajari
perkembangan kita dapat mengetahui tentang isi apakah yang sesuai dengan
tahapan perkembangan anak. Jhon W. Santrock (2001) mengatakan pendidikan harus sesuai dengan
perkembangan. artinya pengajaran untuk anak-anak harus dilakukan pada tingkat
yang tidak terlalu sulit dan tidak terlalu menegangkan atau terlalu mudah atau
menjenuhkan.[1]
Manfaat dari belajar psikologi
pendidikan selain untuk mengajar.
Selain untuk mengajara psikologi pendidikan juga bermanfaat dalam hal:
1. Membangun
pemahaman yang benar terhadap prilaku yang benar jika kita bermasyarakat.
2.
Menambah wawasan tentang bagaimana berhadapan dengan
orang lain dengan melihat sisi psikologisnya.
3.
Memberikan pemahaman bagaimana mendidik anak
yang baik.
4. Membuat
satu produk dengan mempertimbangkan kecocokannya dengan perkembangan dan
pertumbuhan seorang manusia.
Metode yang memudahkan saya dalam
mempelajari Psikologi Pendidikan.
Metode yang memudahkan saya dalam
mempelajari psikologi pendidikan adalah metode Jigsaw, karena dalam metode ini semua mahasiswa si tuntut
untuk berpikir dan mengajarakn kembali apa yang telah di di pelajar,
a. Karakteristik
Metode Jigsaw
Metode
Jigsaw dikembangkan dan diuji oleh Elliot Aronson dan rekan-rekan
sejawatnya (Arends, 2008: 13). Dalam metode Jigsaw para siswa dari suatu kelas
dikelompokkan menjadi beberapa tim belajar yang beranggotakan 5 atau 6 orang
secara heterogen. Guru memberikan bahan ajar dalam bentuk teks kepada setiap
kelompok dan setiap siswa dalam satu kelompok bertanggung jawab untuk
mempelajari satu porsi materinya. Para anggota dari tim-tim yang berbeda tetapi
membahas topik yang sama bertemu untuk belajar dan saling membantu dalam
mempelajari topic tersebut. Kelompok semacam ini dalam metode Jigsaw disebut
kelompok ahli (expert group).
b.
Sintaks metode Jigsaw
Pelaksanaan metode Jigsaw terdiri dari 6 langkah
kegiatan (Trianto, 2007: 56-57) sebagai berikut.
Fase
ke-1: Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok belajar.
Setiap kelompok beranggotakan 5 – 6 orang siswa.
Fase
ke-2: Guru memberikan materi ajar dalam bentuk teks yang
telah terbagi menjadi beberapa sub materi untuk dipelajari secara khusus oleh
setiap anggota kelompok.
Fase
ke-3: Semua kelompok mempelajari materi ajar yang telah
diberikan oleh guru.
Fase
ke-4: Kelompok ahli bertemu dan membahas topik materi yang
menjadi tanggung jawabnya.
Fase
ke-5 : Anggota kelompok ahli kembali ke kelompok asal
masing-masing (home teams) untuk membantu kelompoknya.
Fase
ke-6: Guru mengevaluasi hasil belajar siswa secara
individual.
Tapi dalam
praktik langsung yang saya alami saya belum bisa memastikan apakah metode yang
di gunakan dosen dalam mempelajari psikologi pendidikan , akan tetapi metode yang
paling saya kuasai andalah metode pengajaran dengan menggunakan kertas
berukuran besar, sehingga di kelas itu pembelajaran menjadi kooperatif dan
menyenangkan karena pembelajaran ini akan membuat kita lupa terhadap waktu dan
juga pembelajran ini menjadikan kita lebih akrab dengan mahasiswa lainnya.
Yang paling menyenangkan dalam
mempelajari pertumbuhan dan perkembangan.yang paling menyenangkan pertama Ketika kita mengetahui bagaimana
manusia berkembangan berdasarkan tugas-tugas perkembangannya, kita bisa menambah
keyakinan kita bahwa Allah maha pencipta paling baik. kedua saat kita menemukan hal hal yang baru terkait dengan bagaimana
manusia berkembang dengan cara membandingkan antar perkembangan manusia dalam
perspektif psikologi dan perkembangan dalam perspektif islam
Teori belajar.
Teori belajar
Gestalt (Gestalt Theory) ini lahir di Jerman tahun 1912 dipelopori dan
dikembangkan oleh Max Wertheimer (1880 – 1943) yang meneliti tentang pengamatan
dan problem solving, dari pengamatannya ia menyesalkan penggunaan metode
menghafal di sekolah, dan menghendaki agar murid belajar dengan pengertian
bukan hafalan akademis. Sumbangannya ini diikuti tokoh-tokoh lainnya, seperti
Wolfgang Kohler (1887 – 1959) yang meneliti tentang “insight” pada simpanse
yaitu mengenai mentalitas simpanse (ape) di pulau Canary. Kurt Koffka (1886 –
1941) yang menguraikan secara terperinci tentang hukum-hukum pengamatan, dan
Kurt Lewin (1892 – 1947) yang mengembangkan suatu teori belajar (cognitif
field) dengan menaruh perhatian kepada kepribadian dan psikologi sosial.
Penelitian – penelitian mereka menumbuhkan psikologi Gestalt yang menekankan
bahasan pada masalah konfigurasi, struktur, dan pemetaan dalam pengalaman.
Suatu konsep yang
penting dalam psikologi Gestalt adalah tentang “insight” yaitu pengamatan dan
pemahaman mendadak terhadap hubungan-hubungan antar bagian-bagian dalam suatu
situasi permasalahan. Dalam pelaksanaan pembelajaran dengan teori Gestalt, guru
tidak memberikan potongan-potongan atau bagian-bagian bahan ajaran, tetapi
selalu satu kesatuan yang utuh. Guru memberikan suatu kesatuan situasi atau
bahan yang mengandung persoalan-persoalan, dimana anak harus berusaha menemukan
hubungan antar bagian, memperoleh insight agar ia dapat memahamii keseluruhan
situasi atau bahan ajaran tersebut. “insight” itu sering dihubungkan dengan
pernyataan spontan seperti “aha” atau “oh, see now”.
Menurut teori Gestalt ini pengamatan manusia pada
awalnya bersifat global terhadap objek-objek yang dilihat, karena itu belajar
harus dimulai dari keseluruhan, baru kemudian berproses kepada bagian-bagian.
Pengamatan artinya proses menerima, menafsirkan, dan memberi arti rangsangan
yang masuk melalui indera-indera seperti mata dan telinga.
Hukum pengamatan menurut teori Gestalt meliputi :
1. Hukum
Keterdekatan, artinya yang terdekat merupakan Gestalt.
2. Hukum
Ketertutupan, artinya yang tertutup merupakan Gestalt.
3. Hukum
Kesamaan, artinya yang sama merupakan Gestalt.
Suatu hukum yang
terkenal dari teori Gestalt yaitu hukum Pragnanz, yang kurang lebih berarti
teratur, seimbang, simetri, dan harmonis. Untuk menemukan Pragnanz diperlukan
adanya pemahaman atau insight, menurut menurut saya berdasarkan pendapat yang
di kemukakan oleh Ernest hilgard ada enam ciri dari belajar pemahamn ini yaitu
:
1. Pemahaman
dipengaruhi oleh kemampuan dasar.
2. Pemahaman
dipengaruhi oleh pengalaman belajar yang lalu yang relevan.
3. Pemahaman
tergantung kepada pengaturan situasi, sebab insight itu hanya mungkin terjadi
apabila situasi belajar itu diatur sedemikian rupa sehingga segala aspek yang
perlu dapat diamati.
4. Pemahaman
didahului oleh usaha coba-coba, sebab insight bukanlah hal yang dapat jatuh
dari langit dengan sendirinya, melainkan adalah hal yang harus dicari.
5. Belajar
dengan pemahaman dapat diulangi, jika sesuatu problem yang telah dipecahkan
dengan insight lain kali diberikan lagi kepada pelajar yang bersangkutan, maka
dia dengan langsung dapat memecahkan problem itu lagi.
6. Suatu
pemahaman dapat diaplikasikan atau dipergunakan bagi pemahaman situasi lain.
Definisi Intelegensi,intelegensi
yang paling dominan dalam diri saya, dan cara mengembangkannya.
Inteligensi
Menurut Alfred Binet (1857-1911)
& Theodore Simon, inteligensi terdiri
dari tiga komponen, yaitu kemampuan untuk mengarahkan pikiran atau tindakan,
kemampuan untuk mengubah arah tindakan bila tindakan itu telah dilaksanakan,
dan kemampuan untuk mengritik diri sendiri (autocriticism).
David Wechsler, intelegensi adalah
kemampuan untuk bertindak secara terarah, berpikir secara rasional, dan
menghadapi lingkungannya secara efektif. Secara garis besar dapat disimpulkan
bahwa intelegensi
adalah suatu kemampuan mental yang melibatkan proses berpikir secara
rasional. Oleh karena itu, intelegensi tidak
dapat diamati secara langsung, melainkan harus disimpulkan dari berbagai
tindakan nyata yang merupakan manifestasi dari proses berpikir rasional
itu.
Lewis Madison Terman pada
tahun 1916 mendefinisikan
inteligensi
sebagai kemampuan seseorang untuk berpikir secara abstrak.
H. H. Goddard pada tahun
1946 mendefinisikan
inteligensi
sebagai tingkat kemampuan pengalaman seseorang untuk menyelesaikan
masalah-masalah yang dihadapi dan untuk mengantisipasi masalah-masalah yang
akan datang.
V.A.C. Henmon mengatakan
bahwa inteligensi terdiri
atas dua faktor, yaitu kemampuan untuk memperoleh pengetahuan dan pengetahuan
yang telah diperoleh.
Edward Lee Thorndike
(1874-1949) pada tahun 1913 mendefinisikan inteligensi
sebagai kemampuan dalam memberikan respon yang baik dari pandangan kebenaran
atau fakta.
George D. Stoddard pada
tahun 1941 mendefinisikan inteligensi
sebagai kemampuan untuk memahami masalah-masalah yang bercirikan mengandung
kesukaran, kompleks, abstrak, ekonomis, diarahkan pada suatu tujuan, mempunyai
nilai sosial, dan berasal dari sumbernya.
Walters dan Gardber pada
tahun 1986 mendefinisikan inteligensi
sebagai suatu kemampuan atau serangkaian kemampuan-kemampuan yang memungkinkan
individu memecahkan masalah, atau produk sebagai konsekuensi eksistensi suatu
budaya tertentu.
Flynn pada tahun 1987mendefinisikan inteligensisebagai kemampuan untuk berpikir secara abstrak dan kesiapan untuk belajaradari pengalaman.
Kecerdasan yang dominan saya
miliki adalah kecerdasan interpersonal, cara mengembangkannya trik melatih
tujuh kecerdasan Lain yang saya miliki, ialah :
Untuk Mengembangkan kecerdasan
verbal, Tentu saja cara paling jitu agar memiliki keunggulan dalam kecerdasan
interpersonal untuk mengembangkan kecerdasan bahasa adalah bergaul dan menjalin
relasi dengan banyak orang. saya juga bisa melatih dan mengasah bahasa asing
dengan praktik langsung bersama keluarga, teman-teman, rekan, dan relasi atau
bergabung dengan klub-klub bahasa asing. Untuk mengembangkan kecerdasan
bahasa tulisan, saya bisa membuat thread atau tulisan tentang berbagai opini
atau artikel di situs jejaring sosial atau blog pribadi.
Untuk melatih kemampuan dalam
berkomunikasi secara nonverbal atau memperbaiki bahasa tubuh dalam bergaul,
maka saya bisa membaca tentang bagaimana komunikasi nonverbal efektif dan
menggunakan aktivitas-aktivitas yang dilakukan bersama-sama dengan rekan-rekan
sebagai sarana untuk mempraktikkan apa yang dipelajari di buku.
Untuk Mengembangkan kecerdasan
musikal, Coba putar musik dan dengar musik bersama teman-teman. Diskusi kecil
yang berarwal dari komentar diri sendiri atau orang lain akan membantu kita
meningkatkan pengetahuan musik. Coba ikut bergabung dalam kepanitiaaan acara pensi
di sekolah. Dari sini, saya bisa menambah wawasan musik lewat interaksi dengan
orang lain.
Untuk Mengembangkan kecerdasan
logika (matematis)
Karena orang yang memiliki
kecerdasan interpersonal lebih cenderung bisa berpikir apabila berada di tengah-tengah
orang banyak, maka saya bisa melatih kecerdasan logika dengan melakukan brainstorming
dengan relasi atau melakukan berbagai aktivitas bersama yang menyenangkan
sekaligus melatih daya pikir seperti outbond. saya juga bisa
bergabung dengan organisasi kemasyarakatan di tengah-tengah kesibukan untuk
memecahkan berbagai macam masalah dan kendala yang ada di sekitar masyarakat,
sehingga pikiran dan otak pun terasah untuk hal-hal di luar rutinitas.
Untuk Mengembangkan kecerdasan
spasial (gambar)
Saat ini, banyak sekali klub hobi
yang berkaitan dengan seni atau yang bisa mengembangkan kecerdasan gambar yang
saya miliki. Tidak mesti saya menjadi yang paling berbakat, bukan? Hal
terpenting saya bisa mengasah kecerdasan gambar sekaligus bisa menjalin relasi
dengan banyak orang.
Untuk Mengembangkan kecerdasan
kinestetik (tubuh)
Menyenangkan bukan melatih kecerdasan
tubuh dengan mengikuti klub-klub olahraga seperti aerobic, fitness, dan
melepaskan ketegangan dengan bermain futsal atau basket bersama dengan relasi
saya. Pada dasarnya, saya memang lebih menikmati melatih tubuh dengan olahraga
atau aktivitas yang memang membutuhkan keterlibatan banyak orang,
Untuk Mengembangkan kecerdasan
inetrapersonal
Buat daftar keunggulan saya dalam
bergaul dengan orang lain dan kelemahannya. Mintalah masukan dari orang-orang
yang di percaya tentang mimpi dan cita-cita saya. Dengan list ini, saya bisa
merumuskan hal-hal apa saja yang perlu dikembangkan dari diri dan apa saja yang
dibutuhkan bagi diri sendiri agar bisa meraih kesuksesan juga keberhasilan
sesuai dengan impian.
Untuk Mengembangkan kecerdasan
natural
Bergabung dengan organisasi
kemanuaisaan atau organisasi yang memiliki kepedulian tinggi terhadap
lingkungan dan carilah waktu di sela-sela rutinitas untuk bisa terlibat dalam
kegiatan yang berhubungan dengan lingkungan. saya juga bisa mengajak
rekan-rekan pergi ke tempat-tempat seperti pantai, gunung, tempat wisata, cagar
alam, dan lain sebagainya untuk bisa menikmati ataupun mengasah kemampuan saya
dalam mengembangkan nature smart yang dimiliki.
Motivasi eksternal dan internal
dalam mempelajari jurusan Manajemen Pendidikan. Motivasi eksternal:
Motivasi eksternal mempelajari manajemen pendidikan, dengan mempelajari manajemen
pendidikan saya ingin menjadikan pendidikan di Indonesia menjadi lebih berkualitas
sehingga Indonesia bisa menjadi negara yang besar. karena pendidikan dalam
bahasa Arab:التأديب - التعليم- التربية
Istilah - التربية - berasal dari kata – rabb - memiliki banyak
arti , namun pengertian dasarnya menunjukkan makna : tumbuh,berkembang,
memelihara,merawat ,mengatur dan menjaga kelestarian atau eksistensinya.
Kata “rabb”
sebagaimana yang terkandung di dalam S.Al-Fatihah ayat 2.,memiliki kandungan makna yang berkonotasi sama
dengan istilah “ التربية “ ,karena kata “rabb” (Tuhan) dan “murabbi” (pendidik ) berasal
dari akar kata yang sama. Berdasarkan hal ini,maka Allah adalah Pendidik Yang Maha Agung seluruh alam semesta.
Secara
filosofis mengisyaratkan bahwa pendidikan Islam, bersumber pada pendidikan yang
diberikan Allah sebagai “pendidik” seluruh ciptaanNya termasuk manusia.
Dalam konteks
yang luas pengertian pendidikan Islam,yang terkandung dalam terminologi
“at-tarbiyyah”terdapat empat unsur :
1.
memelihara dan menjaga fitrah anak didik sampai dewasa;
2.
mengembangkan seluruh potensi menuju kesempurnaan
;
3.
mengarahkan seluruh fitrah menuju kesempurnaan;
4.
melaksanakan pendidikan secara bertahap.
Dan juga “Education
is the most powerful weapon which you can use to change the world.” Nelson Mandela.
Saat ini Indonesia
menjadi negara yang tidak bermoral, karena banyak orang Indonesia yang mengesampingkan
juga banyak masyarakat Indonesia tidak bisa mendapatkan pendidikan dengan
berkualitas dan terjangkau.
Motivasi internal: motivasi internal saya adalah
karena dengan pendidikan saya bisa mendapatkan dunia dan akhirat dengan
pendidikan(saya ) saya bisa menjadi orang yang berguna,mapan dan berakhlak.
Teori belajar yang saya sukai dan yang cocok
dengan jurusan Manajemen Pendidikan. Dalam pembelajaran di jurusan
manajemen teori belajar yang paling cocok adalah teori belajar kognitifisme
Menurut
Wundt kognitif adalah suatu proses aktif dan kreatif yang bertujian membangun
struktur melalui pengalaman-pengalaman. Wundt percaya bahwa pikiran adalah
hasil kreasi para siswa yang aktif dan kreatif yang kemudian disimpan di dalam
memori (Divesta, 1987).
Teori
belajar kognitif menekankan bahwa perilaku seseorang ditentukan oleh persepsi
serta pemahamannya tentang situasi yang berhubungan dengan tujuan belajarnya. Hal ini sesuai dengan jurusan manajemen pendidikan karena dalam
mata kuliah yang yang di sajikan mata kuliahnya dalam teori yang akan di
kemukakan harus sesuai dengan perkembangan yang ada saat ini. Manajemen pendidikan
inti dari pembahasannya memfokuskan pada kepemimpinan, SDM dan Organisasi Teori ini lebih mementingkan
proses belajar dari pada hasil belajar. Model belajar kognitif merupakan suatu
bentuk teori belajar yang sering disebut sebagai model perceptual. Belajar merupakan perubahan persepsi dan
pemahaman yang tidak selalu dapat terlihat sebagai tingkah laku yang tampak[2].
Teori ini berpandangan bahwa belajar merupakan suatu proses internal yang
mencakup ingatan, retensi, pengolahan informasi, emosi dan aspek kejiwaan
lainnya. belajar merupakan aktifitas yang melibatkan proses berpikiryang sangat
kompleks (Budiningsih, 2005 : 34).
Menurut
pendekatan kognitif, dalam kaitan teori pemrosesan informasi, unsur terpenting
dalam proses belajar adalah pengetahuan yang dimiliki setiap individu sesuai
dengan situasi belajarnya. Apa yang telah diketahui siswa akan menentukan apa
yang akan diperhatikannya, dipersepsi olehnya, dipelajari, diingat atau bahkan
dilupakan. Perspktif kognitif membagi jenis pengetahuan menjadi tiga, yaitu
sebagai berikut.[3]
- Pengetahuan deklaratif, yaitu pengetahuan yang dapat dinyatakan dalam bentuk kata atau disebut pula pengetahuan yang konseptual. Pengetahuan yang deklaratif rentangnya luas, dapat tentang fakta, konsep, generalisasi, pengalaman pribadi atau tentang hukum dan aturan.
- Pegetahuan procedural, yaitu pengetahuan tentang tahap-tahap atau proses-proses yang harus dilakukan, atau pengetahuan tentang bagaimana melakukan (how to do). Pengetahuan ini dicirikan oleh adanya praktik atau implementasi dari suatu konsep.
- Pengetahuan kondisional, yaitu pengetahuan tentang kapan dan mengapa (when and why) suatu pengetahuan deklaratif dan pengetahuan procedural digunakan. Pengetahuan ini terkait dengan bagaimana mengimplementasikan baik pengetahuan deklaratif, maupun procedural. Pengetahuan ini amat penting karena menentukan kapan penggunaan konsep dan prosedur yang tepat dalam pemecahan masalah.
Dalam
konteks kognivisme yang dianggap pengembanagan teori pemrosesan informasi yang
justru Robert M. Gagne, yang kemudian dikembangkan oleh Geoerge Miller.[4]
Menurut Gangne, dalam pembelajaran
terjadi proses peerimaan informasi yang selanjutnya diolah sehingga
menghasilkan keluaran berupa hasil belajar.
Dalam
pengolahan informasi terjadi interaksi antara kondisi-kondisi internal dengan
kondisi eksternal individu. Kondisi internal adalah kondisi dalam diri individu
yang diperlukan untuk mencapai hasil pembelajaran yang optimal serta proses
kognitif yang terjadi dalam diri individu. Sedangkan kondisi eksternal adalah
rangsanag dari luar yang mempengaruhi
individu dalam proses pembelajaran.[5]
Model
pengolahan informasi merupakan model dalam teori belajar yang menjelaskan kerja
motorik manusia yang meliputi Tiga macam system penyimpanan ingatan, yaitu :
- Memori sensori, suatu sistem mengingat stimuli secara cepat.
- Memori kerja, yaitu memori jangka pendek.
- Memori jangka panjang. Berfungsi menyimpan informasi yang sangat besar dalam waktu yang lama.
Ciri-ciri guru yang beraliran Behavioristik. Dalam pengajaran yang mereka lakukan akan terlihat
ciri-cirinya,seperti:
- Siswa dianggap sebagai objek pasif yang selalu membutuhkan motivasi dan penguatan dari pendidik.
- Pendidik mengembangkan kurikulum yang terstruktur dengan menggunakan standar-standar tertentu dalam proses pembelajaran yang harus dicapai oleh para siswa.
- Proses evaluasi belajar siswa diukur hanya pada hal-hal yang nyata dan dapat diamati sehingga hal-hal yang bersifat tidak teramati kurang dijangkau dalam proses evaluasi.
- Kegiatan pembelajaran tergantung dari beberapa hal seperti: tujuan pembelajaran, sifat materi pelajaran, karakteristik siswa, media dan fasilitas pembelajaran yang tersedia.
- proses pembelajaran dirasakan kurang memberikan ruang gerak yang bebas bagi siwanya untuk berkreasi, bereksperimentasi dan mengembangkan kemampuannya sendiri.
- Siwa harus dihadapkan pada aturan-aturan yang jelas dan ditetapkan terlebih dulu secara ketat.
- Dalam pembelajaran guru Mementingkan pengaruh lingkungan (environmentalistis).
- Dalam pembelajaran guru Mementingkan bagian-bagian (elentaristis).
- Dalam pembelajaran guru Mementingkan peranan reaksi (respon).
- Dalam pembelajaran guru Mementingkan mekanisme terbentuknya hasil belajar.
- Dalam pembelajaran guru Mementingkan hubungan sebab akibat pada waktu yang lalu.
- Dalam pembelajaran guru Mementingkan pembentukan kebiasaan.
- Ciri khusus dalam pemecahan masalah dengan “mencoba dan gagal’ atau trial and error.
- Siswa adalah objek yang berperilaku sesuai dengan aturan, sehingga kontrol belajar harus dipegang oleh sistem yang berada di luar diri siswa.
Ciri-ciri guru yang beraliran Humanisme. Dalam pengajaran yang
mereka lakukan akan terlihat ciri-cirinya,seperti:
- Belajar dianggap berhasil jika siswa memahami lingkungannya dan dirinya sendiri.
- Siswa dalam proses belajarnya harus berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya.
- Guru berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya (siswa), bukan dari sudut pandang pengamatnya (guru itu sendiri).
- Tujuan utama para guru adalah membantu siswa untuk mengembangkan dirinya sendiri.
- Guru memandang belajar sebagai sebuah proses yang terjadi dalam individu yang meliputi bagian/domain yang ada yaitu dapat meliputi domain kognitif, afektif, dan psikomotorik.
- Metode pembelajaran humanistik mengarah pada upaya untuk mengasah nilai-nilai kemanusiaan siswa
- Guru beerperan sebagia fasilitator.
- Dalam pembelajaran guru menekankan pentingnya isi dari proses belajar bersifat eklektik.
- Suasana pembelajaran yang saling menghargai, adanya kebebasan berpendapat, kebebasan mengungkapkan gagasan.
[1]
Jhon W. Santrock. 2001. Psikologi pendidikan. Dallas-AS: University of Texas at
Dallas edisi ke-2
[2]
Suyono, Haryanto, 2011, Belajar dan
Pembelajaran, Jakarta: Remaja Rosdakarya, hal 75
[3]
Suyono, Haryanto, loc.cit., h. 75
[4]
Suyono, Haryanto, 2011, Belajar dan
Pembelajaran, Jakarta: Remaja Rosdakarya, h. 77
[5]
Suyono, Haryanto, loc.cit., h. 77
0 komentar: