Anak Berkebutuhan Khusus
Anak Berkebutuhan Khusus
Mengenal sedikit tentang karakteristik
anak berkebutuhan khusus, Menurut Heward,Anak Berkebutuhan
Khusus adalah anak dengan karakteristik khusus yang berbeda dengan anak pada
umumnya tanpa selalu menunjukan pada ketida kmampuan mental, emosi, atau fisik. Dalam artikel
ini penulis akan sedikit menggambarkan tentang klasifikasi anak berkebutuhan
khusus, yang harus kita ketahui karena kita adalah orang yang hidup dalam
koloni yang berbeda karakter kelebihan maupun kekuarangannya. Mengelan tentang
karakteristik tentang ABK akan menjadikan anda semakin bersyukur dalam hidup
ini. Anak berkebutuhan khusus terbagi menjadi ABK Fisik, ABK sosial dan ABK
kognitif.
Anak-anak berkelainan fisik
terdiri dari tunanetra, tunarungu dan tunadaksa, adapun
karakteristik kelainan fisik meliputi:
1. Tunanetra
• Fisik, adanya
kelainan pada indera penglihatan
• Kemampuan akademik,
tidak
berbeda
dengan
anak
normal pada umumnya.
• Motorik, kurang
dapat melakukan mobilitas secara umum
• Sosial-emosional, mudah tersinggung dan bersifat verbalism
yaitu dapat bicara tetapi tidak
tahu nyatanya.
2. Tunarungu
• Fisik, kesan
lahiriah tidak menampakan
adanya kelainan pada anak
• Kemampuan akademik,
tidak
berbeda
dengan
keadaan
anak-anak
normal pada umumnya.
• Motorik, sering anak tunarungu kurang memiliki keseimbangan motorik dengan baik.
• Sosial-emosional, sering memperlihatkan rasa curiga yang berlebihan, mudah tersinggung.
3. Tunadaksa
• Fisik, jelas menampakkan
adanya kelainan baik fisik, maupun motorik.
• Kemampuan akademik, untuk tunadaksa ringan tidak berbeda
dengan anak-anak normal pada umumnya.
Sedangkan untuk tunadaksa berat terutama bagai
anak yang mengalami
gangguan neuro-muscular
sering disertai dengan keterbelakangan mental.
• Motorik, banyak tunadaksa yang mengalami gangguan motorik baik
motorik kasar maupun motorik halus.
• Sosial-emosional,
anak tunadaksa memiliki kecenderungan rasa rendah diri (minder) dalam pergaulan dengan orang lain.
Tunagrahita adalah seseorang
yang memiliki
kapasitas
intelektual
(IQ) di bawah 70 yang disertai dengan ketidak mampuan dalam penyesiuaian diri dengan lingkungan sehingga memiliki berbagai permasalahan sosial,
untuk itu diperlukan layanan
dan perlakuan pendidikan khusus.
Tunagrahita dapat dilihat
dari berbagai disiplin ilmu
sehingga terdapat berbagai istilah kalsifikasi
dan karakteristiknya, menurut
psikologi tunagrahita dibagi menjadi mild, moderate, severe, dan profound. Sedang kedokteran
membagi menjadi debil, imbesil dan idiot,
serta
dalam pendidikan dapat di kelompokkan
menjadi mampu didik, mampu
latih dan perlu rawat. Karakteristik berdasar klasifikasi klinik atau adanya ciri fisik yang khas
meliputi Down’s syndrome, kritin, macro cephalus
(hidro
cephalus),
dan
Mickr cephalus. Pada dasarnya
anak
tunagrahita memiliki karakteristik yang relatif
homogin berdasar klasifikasinya.
Adapun karakteristik tersebut dapat
dirinci sebagai berikut:
1.
Tingkat ringan, memiliki kemampuan paling tinggi setraf
dengan anak kelas
5 SD, mampu di ajar memca, menulis dan berhitung sederhana. Dalam sosialisasi
masih mampu mnyesuaikan diri dengan lingkungan sosial secara terbatas.
2.
Tingkat sedang, memiliki kemampuan akademik maksimal setaraf
dengan anak kelas 2 SD, biasanya sering disertai
gangguan motorik dan komunikasi
sehingga sangat sulit untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan, aktifitas
sosialnya
hanya sebatas untuk memelihara diri sendiri.
3.
Tingkat berat, anak ini tidak mampu dididik
maupun dilatih, kemampuannya
paling tinggi setaraf anak pra-sekolah, sepanjang hidupnya
anak ini bergantung pada orang lain.
Karakteristik anak tunalaras secara umum menunjukkan adanya gangguan perilaku,
seperti suka menyerang (agresive),
gagngguan perhatian dan hiperaktive. Secara akademik anak tunalaras
sering ditemui
tidak naik kelas
hal ini dikarenakan gangguan perilakunya bukan karena kapasitasv
intelektualnya. Karakteristik emosi-
sosial anak tunalaras suka melanggar
norma baik yang berlaku
di institusi seperti sekolah maupun masyarakat
sehingga anak ini sering disebut dengan anak
maladjusted. Tunalaras sering menunjukkan kepribadian yang tidak matang (immature)
dan menunjukkan adanya kecemasan (anxietas).
Berbakat merupakan istilah yang digunakan untuk menunjukkan adanya anak berkelainan mental tinggi yaitu di atas
rata-rata anak normal. Adapun
karakteristik atau ciri yang menonjol
pada anak berbakat meliputi:
1.
Karakteristik Intelektual, cepat dalam belajar, rasa ingin tahunya
tinggi, daya konsentrasinya cukup
lama, memiliki daya kompetetif tinggi.
2.
Karakteristik Sosial-emosional, mudah bergaul
atau menyesuaikan diri dengan
lingkungan yang baru, memiliki sifat kepemimpinan (leadership) terhadap teman sebayanya, bersifat jujur, dan memiliki tenggangg
rasa serta mampu
mengontrol emosi.
3.
Karakteristik Fisik-kesehatan,
berpenampilan
menarik, memiliki
daya
tahan tubuh yang baik terhadap penyakit, dapat memelihara penampilan fisik yang bersih dan rapi. Berkesulitan belajar merupakan
istilah generik, sehingga mengandung
berbagai bentuk kesulitan di segala bidang. Kesulitan belajar
spesifik dikenal dengan
istilah disfungsi minimal otak (DMO) oleh dunia kedokteran.
Berkesulitan belajar spesifik pada dasarnya dapat dipaham dengan empat demensi yaitu:
• Kesenjangan
antara kapasitas intelektual dan
prestasi belajar
• Adanya disfungsi
minimal otak
• Adanya gangguan
pada proses psikologi dasar
• Adanya kesulitan pada pencapaian prestasi belajar akademik
Kesulitan
belajar dapat dibagi menjadi kesulitan belajar perkembangan bagi anak pra-sekolah dan kesulitan
belajar akademik bagi anak usia
sekolah. Sedangkan karakteristik spesifik
dapat ditunjukkan sesuai
dengan sebutan atau gejala
yang muncul yaitu: disleksia, disgraphia, dispraksia, diskalkulia,
disphasia, body awarness, Dsb. Anak berkesulitan belajar spesifik memiliki
karakteristik yang unik setiap
anak memiliki karakteristik yang ber beda-beda
(heterogen) sehingga untuk penangananya setiap
anak akan berbeda
sesuai dengan hasil diagnosisnya. Untuk itu penanganan anak tidak ada di
sekolah khusus tetapi di sekolah umum dengan kelas remidial.
0 komentar: